Hakekat
Peserta Didik
Hakekat peserta didik menurut ilmu
filosofi adalah menuntut pemikiran secara dalam, luas, lengkap, menyeluruh,
tuntas serta mengarah pada pemahaman tentang peserta didik.
Sedangkan menurut pandangan
tradisionil, anak (peserta didik) adalah miniatur manusia dewasa (Elizabeth
B.Hurlock. 1978:2). Johan Amos Comenius (abad ke-17) mempelopori kajian tentang
anak bahwa anak harus dipelajari bukan sebagai embrio orang dewasa melainkan
sosok alami anak. Pengikut Comenius mengembangkan pendapat bahwa mengamati anak
secara langsung akan memberi manfaat ketimbang mempelajari secara
filosofis.
Pandangan menurut ilmu psikolog tentang
peserta didik adalah individu yang sedang berkembang baik jasmani maupun
rohani. Perubahan jasmani biasa disebut pertumbuhan, ialah terdapatnya
perubahan aspek jasmani menuju kearah kematangan fungsi, missal kaki, tangan
sudah mulai berfungsi secarea sempurna. Sedangkan perkembangan adalah perubahan
aspek psikis secara lebih jelas.
Berdasarkan beberapa pendapat
diatas, peserta didik dalam pengertian yang lebih modern dapat dikatakan
sebagai manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan
nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik juga dikenal dengan
istilah lain :
a. Siswa adalah istilah bagi peserta
didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
b. Mahasiswa adalah istilah umum
bagi peserta didik pada jenjang pendidikan perguruan tinggi.
c. Warga Belajar adalah istilah bagi
peserta didik nonformal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) .
d. Pelajar adalah istilah lain yang
digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat menengah
maupun tingkat atas.
e. Murid memiliki definisi yang
hampir sama dengan pelajar dan siswa.
f. Santri adalah istilah bagi
peserta didik pada jalur pendidikan non formal, khususnya pesantren atau
sekolah – sekolah yang berbasiskan agama islam.
2.
Pandangan Anthropologi tentang Peserta Didik
Antropologi adalah ilmu yang
mengkaji tentang asal usul, perkembangan, karakter spesies manusia ini, hakikat
peserta didik dipandang sebagai homo sapiens yaitu sebagai makhluk hidup yang
telah mencapai evolusi paling puncak. Dalam klasifikasi ini Mudyahardjo
(2000:22-26) menerangkan peserta didik mempunyai ciri khas sebagaimana ciri
manusia umumnya, yaitu :
1) Berjalan tegak (bipedal
locomotion)
2) Mempunyai otak besar dan kompleks
3) Hewan yang tergeneralisasi, dapat
hidup dalam berbagai lingkungan
4) Periode kehamilan yang panjang
dan lahir tidak berdaya.
Dalam karakter yang demikian maka
manusia mampu berbudaya memiliki tingkah laku kultural yang terorganisir dalam
pola-pola tingkah laku serta hidup bermasyarakat dengan tradisi budaya
material.
lihat selengkapnya di sini
Hakikat peserta didik dalam
pandangan dimensi Antropologi adalah
a) Bahwa peserta didik sebagai
makhluk yang dapat bermasyarakat dan dapat dimasyarakatkan sehingga pendidikan
harus menyentuh upaya sosialisasi dan pembudayaan. Kebudayaan yang dihasilkan
melalui interaksi dalam masyarakat baik berupa budaya materiil maupun
immaterial dapat dijadikan tranmisi pendidikan, bahkan dapat dijadikan
pembentuk watak kemasyarakatan peserta didik.
b) Hakikat peserta didik merupakan
organisme yang harus ditolong sebab peserta didik hanya akan menjadi matang
apabila diberikan pertolongan dalam bentuk pendidikan, latihan maupun bimbingan
dengan menggunakan bahan-bahan antropologis. Sebab ilmu antropologi mampu untuk
menyediakan dan menghimpun bahan-bahan pengetahuan empiris berdasarkan
lingkungan sosial budayanya masing-masing.
Imran Manan (1989: 12-13)
menjelaskan bahwa dari dimensi Antropologis terdapat tiga prinsip tentang
peserta didik yaitu :
a. Peserta didik dan manusia adalah
makhluk sosial yang hidup bersama-sama dan saling mempengaruhi, sehingga
peserta didik merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk
mengisi dan melengkapi ketidaklengkapannya. Sebagai makhluk sosial, peserta
didik dapat bersikap kooperatif sehingga dapat dituntun dan dididik.
b. Peserta didik dipandang sebagai
individualitas yakni menampilkan sifat-sifat karakteristik yang khas dan
memiliki struktur kepribadian yang berbeda dengan individu lainnya. Peserta
didik tidak bisa diperlakukan sama dalam proses pendewasaannya, kecenderungan,
minat dan bakat yang spesifik dari masing-masing peserta didik biarlah menjadi
individual deferences yang otonom. Peserta didik pasti dengan karakteristik
individualnya akan mengembangkan perbedaan dengan nilai dan watak yang khas,
dalam pendidikan niai dan watak tersebut harus dihargai sebagai keunikan dan
dihargai tanpa syarat (unconditional regard).
c. Ketiga, peserta didik harus
dipandang mempunyai moralitas. Prinsip Antropologis yang ketiga ini mengakui
bahwa peserta didik sesungguhnya adalah makhluk yang bermoral sehingga
identitas moral sesungguhnya telah dimiliki sejak awal. Kemampuan mengambil
keputusan susila dan membedakan mana yang baik dan buruk adalah kodrati. Atas
dasar itu maka manusia atau peserta didik disebut sebagai person pribadi etis
karena secara alami mempunyai kemampuan selektif atas normal etis. Dalam
prinsip ketiga ini hadirnya pendidikan adalah berfungsi memperjelas nilai
alami. Sehubungan dengan nilai etis dalam praktik pendidikan ini. Langeveld
menegaskan bahwa pendidikan sesungguhnya adalah membantu anak agar dia sampai
pada penentuan nilai-nilai susila dalam satu orde moril.
3.
Pandangan Islam tentang Peserta Didik
Islam menjelaskan bahwa manusia
(peserta didik) adalah makhluk Allah SWT sesuai firman-Nya dalam Al-Qur’an
surat At-Tin : 4
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Manusia dibekali potensi berupa
fitrah kecenderungan jahat dan kecenderungan baik sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur’an surat Asy-Syams : 8
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa
itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”
Agar dapat menjalankan fungsinya
selain dibekali dengan kodrat tersebut juga dibekali akal, pikiran, nafsu.
Dalam banyak ayat peserta didik berpotensi untuk diperlakukan sebagai subjek
didik yang harus dididik, hal tersebut dijelaskan dalam surat Al-Anbiya’ :
12-17 dan juga surat Al-A’raf : 179. Beberapa sebutan manusia dalam Al-Qur’an
antara lain Al-Basyr, An-Nas, Abdullah, Kholifah fil Ard.
Dalam kaitannya dengan peserta
didik, Al-Ghazali menjelaskan bahwa mereka adalah makhluk yang telah dibekali
potensi atau fitrah untuk beriman kepada Allah. Fitrah itu sengaja disiapkan
oleh Allah sesuai dengan kejadian manusia, cocok dengan tabi'at dasarnya yang
memang cenderung kepada agama Islam. Al-Ghazali membagi manusia kedalam
dua golongan besar, yaitu golongan awam dan golongan khawas, yang daya
tangkapnya tidak sama. Kaum awam, yang cara berfikirnya sederhana sekali.
Dengan cara berfikir terebut, mereka tidak dapat mengembangkan hakikat-hakikat.
Mereka mempunyai sifat lekas percaya dan menurut. Golongan ini harus dihadapi
dengan sikap memberi nasehat dan petunjuk. Kaum pilihan, yang akalnya tajam
dengan cara berfikir yang mendalam. Kepada kaum pilihan tersebut, harus
dihadapi dengan sikap menjelaskan hikmat-hikmat. Biasanya kaum awam membaca apa
yang tersurat dan kaum khawas, membaca apa yang tersirat.
Adapun hakikat peserta didik dalam
pendidikan islam menurut Hery Noer Aly (1999: 113) ialah setiap manusia yang
sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Jadi, bukan hanya
anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orangtuanya, bukan pula
anak-anak dalam usia sekolah.
Samsul Nizar dalam “Filsafat
Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis” menyebutkan
beberapa deskripsi mengenai hakikat peserta didik sebagai berikut :
a. Peserta didik bukan miniatur
orang dewasa, tetapi ia memiliki dunianya sendiri. Hal ini perlu dipahami, agar
perlakuan terhadap mereka dalam proses pendidikan tidak disamakan dengan
pendidikan orang dewasa
b. Peserta didik adalah manusia yang
memiliki perbedaan dalam tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhannya. Pemahaman
ini perlu diketahui agar aktivitas pendidikan islam dapat disesuaikan dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang umumnya dialami peserta didik
c. Peserta didik adalah manusia yang
memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi baik yang menyangkut kebutuhan jasmani
atau rohani
d. Peserta didik adalah makhluk
Allah yang memiliki berbagai perbedaan individual (individual differentiations)
baik yang disebabkan karena faktor bawaan maupun lingkungan tempat ia tinggal
e. Peserta didik merupakan makhluk
yang terdiri dari dua unsur utama: jasmani dan ruhaniah. Unsur jasmani
berkaitan dengan daya fisik yang dapat dkembangkan melalui proses pembiasaan
dan latihan, sementara unsur ruhani berkaitan dengan daya akal dan daya rasa
f. Peserta didik adalah makhluk
Allah yang telah dibekali berbagai potensi (fitrah) yang perlu dikembangkan
secara terpadu (Toto Suharto. 2006: 124-125).
4.
Kedudukan Peserta Didik dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran, peserta didik
dapat dipandang sebagai objek didik, subjek didik, dan sebagai subjek dan objek
didik sekaligus.
Dalam pandangan konvensional,
peserta didik dipandang sebagai objek didik, ialah sebagai wadah yang harus
diisi dengan pengetahuan, dan ketrampilan. Peserta didik diperlakukan pasif dan
dipandang tidak mempunyai potensi apapun, ia harus menereima semua yang
diberikan guru.
Dalam pandangan modern, peserta
didik dipandang sebagai subjek yang memiliki potensi tersendiri, ia aktif
mengembangkan potensinya, ia merespon, bertanya dan menanggapi keterangan guru
pada saat berlangsungnya pembelajaran. Guru berfungsi sebagai fasilitator,
menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga peserta didik terjadi proses
belajar.
Ciri khas peserta didik adalah :
a. Sebagai individu yang memiliki
potensi fisik dan psikis
b. Sebagai individu yang sedang
berkembang baik potensi fisik maupun psikis
c. Dalam pengembangan potensi
tersebut peserta didik membutuhkan bantuan orang lain
d. Memiliki kemampuan untuk mandiri.
The Casino Floor - MapyRO
BalasHapusSee 18675 traveler reviews, 713 candid photos, 거제 출장샵 and 전라남도 출장안마 great deals for Harrah's Cherokee Casino, 천안 출장안마 located in Cherokee, North Carolina, at MapyRO. 원주 출장샵 Rating: 2.6 · 익산 출장마사지 19,766 reviews